HERBALOGI
Di Indonesia pada umumnya pengobatan dengan menggunakan bahan-bahan dari alam sekitar penduduk tinggal sudah sangat umum. Keahlian penduduk lokal dan menggunakan obat yang berasal dari tumbuhan di sekitarnya sudah menjadi tradisi yang menjadi pengalaman empirik selama beratus-ratus tahun dan sudah menjadi warisan budaya secara turun temurun. Penggunaan kunyit, sirih, daun jarak, mahkota dewa, kumis kucing, dan sebagainya sudah sangat umum dikenal sebagai obat tradisional mujarab dalam kehidupan masyarakat.
Pada zaman dahulu masyarakat menggunakan herba sebagai obat melalui cara yang masih tradisional yaitu dengan menggunakan ciri-ciri fisik yang ada pada herba yang bersangkutan seperti warna, bentuk dan rasanya dihubungkan dengan penyakit tertentu. Misalnya herba yang berwarna merah digunakan untuk obat penambah darah, herba yang berwarna kuning untuk obat penyakit kuning (hepatitis), herba yang bentuknya seperti jantung digunakan untuk mengobati sakit jantung dan sebagainya. Pengobatan herba dengan cara seperti ini dikenal dengan kajian makroskopik.
Dewasa ini penggunaan herba sebagai obat telah dilakukan secara lebih modern. Berbagai penelitian ilmiah terhadap kandungan bahan aktif yang terdapat dalam herba telah banyak dilakukan oleh para ilmuwan. Demikian pula pengobatan herba sebagai obat pun tela mengalami modernisasi, sehingga dengan mudah masyarakat dapat memperoleh obat-obatan herba dalam berbagai bentuk baik berupa kapsul, minuman (sirup), serbuk, minyak, obat tetes, dan sebagainya.
Tampaknya pengobatan herba memiliki prospek dan potensi yang cukup bagus untuk dikembangkan di masa yang akan datang. Sebab selain mudah didapat karena bahan bakunya banyak di sekitar kita terutama untuk masyarakat Asia juga pengobatan dengan herba relatif lebih aman dibandingkan dengan obat-obatan barbahan kimia sintetis.
Kini slogan back to nature (kembali ke alam) menjadi semarak di tengah-tengah masyarakat. Tidak saja di kalangan bawah tetapi juga di kalangan masyarakat menengah ke atas, para ilmuwan dan bahkan para ahli kedokteran medis sekalipun.
Setiap rerumputan atau tumbuhan pada dasarnya merupakan apotek lengkap yang menyediakan zat-zat penting dengan banyak species yang telah diciptakan oleh Allah Swt berdasarkan pada hikmah dan ketetapan-Nya. Misalnya bawang merah yang merupakan sayuran atau bumbu yang biasa digunakan, digemari, dan sangat dikenal oleh masyarakat dunia, sungguh menakjubkan. Ternyata bawang ini mengandung bahan yang dapat membantu pencernaan, juga dapat membakar dan mengolah zat gula sama persis seperti yang dilakukan oleh insulin. Bawang ini juga mengandung minyak yang mudah menguap (tak jenuh) yang memiliki bau khas, yang menjadi pembersih yang sangat efektif dan mampu membunuh kuman. Sebagaimana bawang ini mengandung zat garam yang dapat menguatkan saraf juga dapat melindungi pembuluh darah dari pembekuan serta dapat menguatkan akar rambut.
PENGERTIAN HERBALOGI
Herbalogi berasal dari dua kata yaitu ‘herba’ berarti tumbuhan dan ‘logi’ atau ‘logos’ yang berarti ilmu. Dengan demikian herbalogi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang terkait dengan tumbuh-tumbuhan. Dalam dunia pengobatan herbalogi dipahami sebagai sebuah konsep atau metode pengobatan menggunakan bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan.
Herbalogi sering disamakan dengan istilah fitoterapi. Kata fitoterapi ini berasalah dari dua kata yaitu ‘fito’ yang berarti tumbuhan dan ‘terapi’ atau ‘therapy’ berarti pengobatan. Jadi fitoterapi berarti pengobatan dengan menggunakan bahan-bahan yang berasalah dari tumbuhan.
Pengobatan herba berbeda dengan pengobatan kimia sintetis, baik secara prinsip maupun praktis. Dianatara perbedaan tersebut ialah:
Pengobatan Kimia Sintetis | Pengobatan Herba |
Menggunakan bahan kimia sintetis/anorganik | Menggunakan bahan alamiah |
Daya keterserapan 50% – 70% (butirannya kasar) | Daya keterserapan 90% (butiran lebih halus) |
Bersifat antibiotik (racun atau membunuh bakteri) | Bersifat probiotik |
Menurunkan imunitas tubuh | Meningkatkan imunitas tubuh |
Mengobati gejala penyakit | Bersifat holistik (menyeluruh), mengobati sumber penyakit (causative treatment) |
Menimbulkan efek samping | Tidak menimbulkan efek samping (yang ada hanya DOC). Mengndung vitamin, mineral, dan nutrisi. |
Memiliki kesan lebih cepat tetapi destruktif (merusak) | Memiliki kesan lambat tetapi konstruktif (membangun) |
Dewasa ini telah banyak pengakuan para ahli kedokteran medis berikut hasil penelitian yang mereka lakukan terhadap kelemahan – kelemahan yang terdapat dalam pengobatan kimia sintetis. Diantaranya adalah :
- Dr. Paavo, seorang dokter dari amerika yang mengatakan bahwa semua obat ‘dadah’ (kimia sintetis) menyebabkan efek samping yang sangat berbahaya. Dengan perkiraan yang sangat rendah, sekurang-kurangnya 10 % dari semua penyakit yang diobati dengan obat kimia mengakibatkan penyakit sampingan yang lain.
- Dr. Ivan Illich dalam bukunya “Limits to Medicine” (1926) mengatakan bahwa kerusakan yang ditimbulkan oleh “obat” terhadap kesehatan individu dan populasi selama ini telah menjadi kerusakan serius.
- Andre Well dari Amerika Serikat, mengemukakan bahwa pengobatan dengan kimia sintetis bukanlah pengobatan yang mengandung cara yang baik untuk suatu penyakit.
KONSEP PENGOBATAN HERBA
Pengobatan herba (herbalogi) tidak hanya sekedar menggunakan herba (tanaman obat) sebagai bahan pengobatan tatapi juga membawa pendekatan yang bersifat holistik, dimana tidak berfungsinya sebagian anggota tubuh menyebabkan ketidakseimbangan bagian yang lain. Jika tubuh tidak mampu melakukan penyeimbangan kembali seperti keadaan semula (normal) maka akan timbul suatu penyakit. Karena itulah diantara tujuan pengobatan herba adalah mengembalikan keharmonisan atau keseimbangan tubuh.
Selain itu, herbalogi juga memahami bahwa dalam diri manusia terdapat kekuatan penyembuh yang datang dari faktor spiritual, emosional, mental, dan fisikal. Kekuatan penyembuh tersebut dalam dunia medis dikenal dengan sistem imuniti (ketahanan tubuh)
Sistem imuniti menjadi penentu utama sehat atau sakitnya seseorang. Ketika sistem imuniti berada dalam keadaan tinggi (kuat) maka tubuh akan sehat, sebaliknya ketika sistem imuniti rendah atau turun maka akan mudah sterserang suatu penyakit. Herbalogi menaruh perhatian yang besar terhadap masalah imuniti tersebut, sebagaimana tersurat dalam tujuan pengobatan yang dilakukan yaitu : “improve and maintain body immune system againts external pathogen and presure”. Meningkatan, memperbaiki dan mengekalkan sistem pertahanan tubuh dari serangan kuman luar (eksternal) serta tekanan lingkungan sekitar.
Herbalogi melihat pasien secara unik, tidak ada penyakit yang sama untuk semua orang. Setiap orang mempunyai karakteristik penyakit yang berbeda. Karena itu belum tentu dua orang pasien yang tampaknya memiliki penyakit yang sama akan diberikan obat yang sama pula.
Prinsip utama herbalogi menggunakan semurni mungkin bahan-bahan dari herba sebagai obat. Hal ini dikarenakan satu jenis herba mengandung bermacam-macam bahan kimia aktif. Keseragaman kimia tersebut akan menghasilkan aktivitas yang luas di dalam tubuh. Hal ini sangat berbeda dengan pengambilan bahan-bahan aktif tertentu saja yang justru dapat mengakibatkan munculnya kesan-kesan sampingan. Selain itu pengambilan bahan aktif tertentu saja biasanya kurang efektif sebagai pengobatan sebab tidak ada keseimbangan biokimia. Banyak contoh penelitian yang membuktikan bahwa apabila bahan aktif yang tertentu saja (ekstrak tunggal) yang digunakan maka akan menghasilkan bahan yang sangat beracun dant ifak efektif.
Dalam pengobatan herba juga tidak digunakan bahan isiolasi (pelarut kimia tertentu) ataupun bahan kimia sintetis yagn lain. Sebab bahan kimia kompleks yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan lebih mudah dicerna dan sedikit menimbulkan efek samping. Karena itulah jika terdapat 40 jenis bahan aktif dalam suatu herba lebih baik pengambilannya dalam bentuk gabungan (sinergi). Selain itu dengan melakukan sinergi dalam pengambilan herba dapat meningkatkan potensi ramuan tersebut.
TUJUAN PENGGUNAAN DAN MEKANISME KERJA HERBA
Secara garis besar tujuan pengambilan herba ialah untuk membantu penyembuhan kekuatan fitrah (sistem imuniti) dan mengembalikan keseimbangan tubuh, bukan hanya sekedar untuk menghilangkan gejala (syimptomatik treatment) saja. Selain itu pengambilan herba bertujuan untukk mengatasi kekurangn zat makanan, vitamin, mineral, dan unsur-unsur penting yang diperlukan tubuh.
Menurut pandangan Perubatan Jawi, seperti yang disampaikan Tn. Hj. Ismail bin Ahmad, tujuan pengambilan herba adalah :
- Mencegah munculnya penyakit-penyakit baru
Suatu penyakit yang diderita oleh seseorang jika tidak diobati (dirawat) maka dapat menimbulkan munculnya penyakit-penyakit lain pada orang yang bersangkutan. Misalnya, penyakit kencing manis jika dibiarkan tanpa dilakukan pengobatan dapat menyebabkan timbulnya gangguan ginjal atau penyakit yang sama menjadi semakin parah (menjadi akut atau kronik). Penggunaan herba dapat digunakan untuk mencegah penyakit baru atau bertambah parahnya penyakit yang telah ada.
- Mengobati (menyembuhkan) penyakit yang diderita
Tujuan kedua dari pengobatan, barulah ditumpukan pada penyembuhan penyakit yang telah ada. Tindakan yang dilakukan oleh herba dalam hal ini ialah :
a.Release (mengeluarkan)
proses ini ialah mengeluarkan segala toksin (racun) yang menjadi punca (sumber utama) penyakit. Proses ini dikenal dengan proses detoksifikasi (detoxifikation). Biasanya dilakukan pada organ-organ : pencernaan (usus), hati, peredaran darah dan jantung, ginjal serta limfatik.
b. Relax (mengistirahatkan)
peringkat ini tubuh diletakan dalam keadaan yang stabil dimana keadaan suhu, alkali (basa) dan acid (asam) berada pada tahap yang paling baik, agar dapat membantu berfungsinya sistem imuniti tubuh.
c. Regeneration (mengganti dengan sel-sel yang baru)
sel-sel yang mati diganti dengan sel-sel baru dimana proses penuaan (aging) dipertahankan malah berlaku keadaan yang terbalik setelah mengamalkan herba. Kandungan anti oksidan akan bertindak sebagai anti penuaan (anti aging) dalam pencegahan penyakit-penyakit degeneratif.
d. Refunction (memfungsikan kembali)
Setelah proses diatas akan berjalan sempurna maka organ-organ akan berfungsi seperti semula dengan baik. Sistem imuniti akan bekerja dengan baik menolak penyakit dari luar maupun dalam tubuh.
M. Muchtam Sujatno (2003), mengkalasifikasikan kegunaan obat tradisional (herba) menjadi empat macam yaitu :
- untuk memelihara kesehatan dan kebugaran jasmani (tujuan promotif)
- untuk mencegah penyakit (tujuan preventif)
- sebagai upaya pengobatan penyakit yang diderita (tujuan kuratif)
- untuk pemulihan kesehatan (tujuan rehabilitasi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar